Towards a Golden Era: Pemuda Beradaptasi atau Mati

Avatar

- Reporter

Selasa, 28 Oktober 2025 - 12:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto : Ghufron Hadi - Ketua PC IPNU Pamekasan

Foto : Ghufron Hadi - Ketua PC IPNU Pamekasan

Pemuda rupanya telah jadi pioner utama berdirinya bangsa Indonesia dari sekian sejarah dan realita alur kemerdekaan bangsa, pemangku peran utama rupanya pemuda. setiap tanggal 28 Oktober peringatan hari sumpah pemuda digelar di tahun ke 2025 ini akan mencapai sebuah harapan besar bagi bangsa Indonesia menjadi bangsa maju karena nasib bangsa 20 tahun ke depan berada pada pemuda sekarang sehingga berfikir kreatif dan bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman akan menjadi jawaban utama bangsa ini memeprtahankan kemerdekaan.

Rengasdengklok merupakan sebuah kecamatan dikecamatan Karawang, Jawa Barat, lokasi dimana terjadinya penculikan Soekarno dan Hatta pada 16 Agustus 1945 dipelopori oleh pemuda akan selalu dikenang betapa beraninya pemuda merebut posisi penting bagi penyebab diproklamirkanya kemerdekaan setelah Jepang menyerah pada sekutu. mungkin tanpa adanya peristiwa ini mustahil bangsa dapat mewujudkan Indonesia merdeka.

BACA JUGA :  Langkah-langkah Kecil, Harapan Besar: Pendidikan untuk Negeri

Diera yang serba “instan” ini ketika semua khalayak umat manusia yang ingin serba cepat tanpa adanya proses menjadi masalah utama bagi nilai-nilai idealis pemuda berfikir. kita dihadapi pada kenyataan pahit bahwa IT (Informasion Technologi) dan AI (Articial Intelegence) hampir merebut penuh kebiasaan Literasi anak bangsa karena mereka sudah disuguhi pengetahuan instan tanpa membaca.

kepintaran murni sudah akan direbut oleh kepintaran buatan maka pemuda harus mengambil peran strategis dalam mengahadapi pembodohan instan ini.

Ada alasan fundamental yang menjadi penyebab pemuda gagal memahami penjajahan nyata. jika 1928 mereka menculik pahlawan Bangsa Soekarno dan Hatta untuk mempercepat proklamasi kemerdekan. Bangsa sekarang kehilangan calon pemikir bukan secara fisik melainkan kehilangan nurani dan kebiasaan Literasi anak bangsa dengan ini di perayaan Sumpah pemuda kami lebih berharap jangan sampai pemuda dikendalikan media tetapi pemuda harus bisa mengendalikan media.

BACA JUGA :  Sumpah Pemuda ke-96, Kapolres Pamekasan berharap Generasi Muda Aktif Majukan Bangsa

Pemuda sebagai penerus perjuangan dituntut bisa beradaptasi dengan kearifan lokal dan perkembangan dunia yang pesat atau mereka akan mati. selagi prinsip perjuangan merdeka Masih melekat erat disanubari anak muda pecahan perjuangan yang dirakit satu menjadi pembelaan Indonesia merdeka sudah tertuang dalam prinsip kesejahteraan Sosial. Bung karno menyampaikan “Tidak akan ada kemiskinan didalam Indonesia merdeka” pertanyaannya kita sudah merdeka apa belum ? jawaban itu selalu terbesit diruang sunyi pada hati masyakata Indonesia. ketika air kita harus beli masyarakat masih banyak yang berkehidupan miskin dan negara yang masih tidak selesai dengan dilema hutang terjawab dengan pengantar buku “kita belum merdeka” yang ditulis oleh Ichsanuddin Noorsy. serpihan puing semangat pemuda jangan sampai hilang ketika teks proklamasi dikumandangkan
“kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekan Indonesi. Hal hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan caray seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya singkat-singkatnya”
Atas nama bangsa Indonesia Suekarno dan Hatta.
sepenggal sejarah sudah tertulis rapi dan diingatkan setiap tahunnya sumpah pemuda menjadi peringatan paling dikenang Setiap bulan Oktober jangan sampai rasa perjuangan dan cinta tanah air NKRI (negara kesatuan republik Indonesia) hanya setahun sekali harusnya setiap hari bahkan setiap hembusan nafas ini.

BACA JUGA :  Tunduk Tanpa Sadar: Ironi Sosial dalam Tiga Lapis Kekuasaan

Berita Terkait

Hari Santri Nasional: Mengenang Peran dan Kontribusi Pesantren
Coretan Pena di Hari Santri : Santri dan Keutuhan NKRI
Madura dan Organisasi Kedaerahan: Antara Kebanggaan dan Dekadensi
Indonesia Merdeka : Bangga Kah Punya Kita?
Refleksi Kemerdekaan; Antara Nasionalisme dan Radikalisme
Satyaku Kudarmakan, Dharmaku Kubaktikan Atau Sekadar Diucapkan?
Merayakan Kemerdekaan, Meneguhkan Identitas Bangsa : Makna Bulan Agustus bagi Indonesia
Menjaga Warisan Lewat Warna: Batik Pamekasan dan Identitas Budaya Madura

Berita Terkait

Selasa, 28 Oktober 2025 - 12:38 WIB

Towards a Golden Era: Pemuda Beradaptasi atau Mati

Rabu, 22 Oktober 2025 - 20:49 WIB

Hari Santri Nasional: Mengenang Peran dan Kontribusi Pesantren

Rabu, 22 Oktober 2025 - 09:24 WIB

Coretan Pena di Hari Santri : Santri dan Keutuhan NKRI

Senin, 18 Agustus 2025 - 05:15 WIB

Madura dan Organisasi Kedaerahan: Antara Kebanggaan dan Dekadensi

Minggu, 17 Agustus 2025 - 05:26 WIB

Indonesia Merdeka : Bangga Kah Punya Kita?

Berita Terbaru

Foto : Ghufron Hadi - Ketua PC IPNU Pamekasan

Opini

Towards a Golden Era: Pemuda Beradaptasi atau Mati

Selasa, 28 Okt 2025 - 12:38 WIB

Foto Bersama Pengurus Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) Kabupaten Pamekasan dan Wakil Bupati Pamekasan

Daerah

PDBI Sukses Gelar Festival Drum Band se-Pamekasan

Minggu, 26 Okt 2025 - 12:47 WIB